Mengapa berpura-pura semua terlihat baik-baik saja itu menyakitkan?
Mengapa memasang topeng aku ga papa di depanmu itu meresahkan?
Maaf, jika terlalu menekanmu, terlalu memikirkan diri sendiri, membuatmu tidak nyaman
Dulu, kita tak pernah kehabisan pembicaraan, hal apapun selalu kita bincangkan dengan tawa
Sekarang?
Canggung
Maaf jika buatmu tak nyaman, karena aku tak mengerti kamu sekarang
Lama tak bertemu membuat rasa yang ada di antara kita memudar.
Tapi hatiku tidak.
Tapi, tampaknya aku harus menyerah.
Me…
Nye….
….Rah
Terhadapmu, terhadap mimpi indah kita. Tentang semua perbedaan kita.
Sulit.
Eh jangan menyerahhh yuk semangattttt. Coba perbaiki karena rasa itu masih ada
susah.
mari bicara
duduk bersama
sambil menyeduh dan menyeruput teh teh hangat
biar rasa canggung itu memudar..
dan ceria kembali menjadi milik kita
ayuk,
kutunggu dengan secangkir coklat hangat ya
Jika sudah merasa canggung satu sama lain memang sudah membuat tak nyaman. Dan rasanya agak sulit untuk membangun kenyamanan itu kembali. Terkadang, mimpi indah juga tak bisa semuanya terwujud. Malahan jadi sebaliknya. Itu yang menyakitkan.
Tulisan bagus, Erina. Pengalaman pribadi?
nyaman itu karena terbiasa, begitu hilang, ga bisa untuk diadakan lagi. :))))
Jika kamu ingin bahagia, jangan biarkan masa lalu mengusikmu. Kamu boleh melihat ke belakang, namun jangan membawanya kembali
siap mas tom!
Terkadang waktu tak dapat menjawab semua kegelisahan dan kegundahan.
Hanya bicara dari hati ke hatilah yang akan menenangkan.
Lantas kapan kita akan bicara jika kau diam saja?
Sungguh, menyerah tak haruslah ada dalam kamus percintaan.
MBAK ANITAAAA… duuuhhh :’)
tak ada salahnya untuk memulai berbicara…ketulusan kadang akan mencairkan suasana…
andai semudah itu….
Canggung memang wajar.
Mungkin tidak ada connectivity antara kamu dan dia.
Tapi jangan putus asa.
Selama hayat masih di kandung badan…mari kita bergandeng tangan.
*menghela napas*
tapi kak….
Perbedaan itu wajar. Semua butuh penyesuaian. Yang penting jangan terputus tali silaturahmi 🙂
eheheheh tapi semua itu butuh proses.
Jarak dan waktu memang pembatas utama yang mampu membuat perbedaan, termasuk rasa. Jika menyerah adalah pilihan terbaik, jangan sesekali menengok ke belakang lalu menyesal. Tegakkan dagu dan tatap masa depan.
siap mba rindang, tapi kok susah ya
Canggung, mungkin belum akhir dari segalanya. Siapa tahu sebuah awal, awal yang baik untuk membiasakan “Pelan-Pelan Saja”.
iya ko!
Bukan cuma rasa yang memudar begitu juga cinta dan memiliki pun hilang.
Kode bahwa aku sebagai pemilik hatimu telah terdepak dan diganti dengan hati yg lain.
Tapi tak mampu kau ungkapkan kenyataan yg memang seperti itu.
Entah karena kau lemah atau kasihan
aduh aduh aduh
perbedaan itu seru banget. pasti mencari benang merah yang bisa menghubungkan kedua objek tersebut, ayo semangat dan berjuang demi penyatuan
ehehehehhe
canggung wajar wajar saja di sifat setiap orang akan tetapi, kalo bisa jangan menyerah dan putus asa walaupun tidak bisa menjadi yang terbaik disisinya
iya kak dikki!
Berasa emng kalau yang tadinya deket, banyak bicaraaa.. Trua pas udah “jauh”, jadi bingung mau bicara apa.
Apalagi sama mantan.
Eh, mantan? Ahsudahlah…
iya, udah nui udah
Errr baca ini ikut canggung jg. Aku sering tuh pura2 gak papa padahal…, sulit yaa
hahaha bangeettt mbaaa
Ya Allah kok sedih ya baca ini 😦
Nelangsa gitu 😦
I’m give up 😦
semangat say
Soal nunjukin perasaan tu aku msh ngrasa gk konsisten mbk, kdng ada org yg aku blak2an bilang apa adanya, ada jg yg aku ngrasa susah ngungkapinnya.
Hmmm soal canggung, kalau ketemu masa lalu mungkin aku jg ngrasa gtu, tapi moga2 gk pernah ketemu lg #eehh
hahaha semoga ya mba